Al-Amien Prenduan, Tahfidh Pa (15/3) – Pagi ini, Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren (PP) Al-Amien Prenduan, KH Dr. Ahmad Fauzi Tidjani, MA., menutup acara Kuliah Umum Kemasyarakatan dengan pidato penuh hikmah dihadapan para santri. Acara yang dilaksanakan pukul 05.00 WIB di Majlis Tahfidh Al-Amien ini menyampaikan pesan-pesan mendalam tentang kehidupan, kesabaran, dan pentingnya menjaga semangat dalam menuntut ilmu.

Dalam tausiyahnya, Ayahanda kami, KH Dr. Ahmad Fauzi Tidjani, MA., menyampaikan beberapa poin penting yang menjadi pedoman bagi para santri dalam menjalani kehidupan sehari-hari, baik di pondok maupun di luar. Berikut adalah rangkuman pidato beliau:
- Syukur dan Istighfar sebagai Kunci Kesuksesan
Beliau mengawali pidato dengan mengingatkan pentingnya bersyukur dan memperbanyak istighfar. Istighfar, menurut beliau, adalah pintu utama untuk meraih kesuksesan baik di dunia maupun di akhirat. Beliau juga mengutip kisah Hasan Bashri tentang seseorang yang mengadu permasalahan dunia, lalu diberi amalan untuk memperbanyak istighfar sebagai solusinya. - Sabar Menghadapi Kemalasan
“Wasshabru yuiinu alaa kulli amalin,” ujar beliau, menekankan bahwa sabar adalah kunci untuk mengatasi kemalasan. Kemalasan, jika terus dibiarkan, akan menjadi sesuatu yang merugikan dan menghambat kemajuan. Beliau mendorong para santri Tahfidh Al-Amien untuk selalu semangat, semangat, dan semangat, serta bertawakkal kepada Allah. - Liburan Bukan Berarti Berhenti Beribadah
KH Dr. Ahmad Fauzi Tidjani mengingatkan bahwa liburan bukanlah alasan untuk berhenti beribadah. “Libur ini bukan sekadar libur, namun perpindahan tempat. Shalatnya harus tetap, ibadahnya tetap, ngajinya tetap, akhlaqnya tetap,” tegas beliau. Beliau juga mengingatkan para santri untuk tidak terlena dengan godaan teman atau smartphone. “Jangan diatur HP, tapi antum yang harus mengaturnya,” pesannya. - Smartphone sebagai Wujud Baru Syaitan
Beliau menyebut smartphone sebagai “wujud baru syaitan” yang bisa membuat seseorang kecanduan. Kecanduan smartphone, menurutnya, adalah masalah serius yang harus diwaspadai, setara dengan kecanduan narkoba. - Sabar dan Tawakkal Menuju Kesuksesan Dunia Akhirat
Beliau juga mengutip ayat “Ulaa-ika yujzaunal ghurfata bimaa shabaru” (Mereka akan diberi balasan dengan surga karena kesabaran mereka). Beliau juga mengingatkan para santri untuk hidup dengan mulia atau mati sebagai syahid, sebagaimana dalam kutipan “عش كريما او مت شهيدا”. - Peran Santri dalam Menuntut dan Menyebarkan Ilmu
KH Dr. Ahmad Fauzi Tidjani mengingatkan bahwa tidak semua orang mukmin harus berangkat berperang, sebagian di antaranya fokus menuntut ilmu untuk kemudian kembali ke kaumnya dan menyampaikan ilmu. Beliau mengutip ayat “وما كان المؤمنون لينفروا كافة” (Tidaklah semua orang mukmin harus berangkat berperang). - Menyampaikan Ilmu dengan Hikmah dan Keteladanan
Beliau menekankan pentingnya menyampaikan ilmu dengan hikmah, yaitu melalui keteladanan dan contoh yang baik (uswah hasanah). Beliau juga mengingatkan para santri untuk selalu menghormati orang tua dan menyampaikan salam serta memohon doa dari mereka. - Ajakan untuk Mondok di Tahfidh Al-Amien Prenduan
Di akhir pidato, beliau mengajak para santri untuk mengajak adik-adik atau teman-temannya mondok di Tahfidh Al-Amien Prenduan, sebagai upaya untuk terus menyebarkan ilmu dan kebaikan.

Acara yang berlangsung khidmat ini dihadiri oleh Pengasuh Tahfidh Al-Amien, KH. Moh Khoiri Husni, KH. Junaidi Rasyidi, Ust. H. Hasbullah Bisri, para mudir, guru-guru dan seluruh santri Tahfidh Al-Amien Prenduan. Para santri terlihat antusias menyimak setiap pesan yang disampaikan oleh KH Dr. Ahmad Fauzi Tidjani. Diharapkan, pesan-pesan beliau dapat menjadi motivasi dan pedoman bagi para santri dalam mengisi libur Ramadhan kali ini. Lebih-lebih interaksi sosial mereka nanti di Masyarakat.
Rangkaian Penutupan diakhiri, dengan jabat tangan bersama KH. Dr. Ahmad Fauzi Tidjani, MA. bersama KH. Moh. Khoiri Husni, dan seluruh asatidz yang lain. Tidak berhenti disana, santri baru selesai dan bubar dari acara ketika semua santri sudah saling bermushofahah (salam-salaman) antara sesama mereka.
